Menikmati Se’I Lelebo dan Sambal Lu’at di Kawasan Punclut

Kawasan Punclut sudah lama dikenal sebagai salah satu tempat untuk olahraga jalan kaki. Bukan hanya tempat jalan pagi, tapi juga sebagai tempat wisata kuliner. Dan walaupun kondisi jalannya bikin pengemudi yang tak piawai macam saya ini jadi ngeri-ngeri sedap (menanjak – curam – sempit – berliku… ya ampun!), saya pribadi selalu senang jalan-jalan ke Punclut. Bukan untuk olahraga, melainkan untuk kulineran sembari menikmati hawa khas pegunungan nan sejuk. Dan, kabar baiknya, ada satu tempat kulineran baru di Punclut. Namanya Lelebo.

Setelah sekian lama salah satu grup LINE saya membahas “pengen ke Lelebo”, akhirnya Selasa kemarin saya (bersama dengan beberapa teman foodblogger) berkesempatan mengunjungi Lelebo. Kalau dari arah Ciumbuleuit, Lelebo ini posisinya ada di sebelah kanan. Tempatnya cukup luas dengan konsep sederhana, mirip dengan warung-warung khas Sunda umumnya. Atap rumbia, dinding bilik, dan meja-meja kayu. Nah, menu utama yang dijual di Lelebo ini adalah se’i kupang!

lelebo - dapur
Dapur Lelebo

Se’i adalah daging asap khas Nusa Tenggara Timur yang dimasak dengan cara dipanaskan dengan asap dari kayu bakar. Jadi, bukan lidah api yang mematangkan daging se’i ini, melainkan panas dari asap panas. Proses pengolahannya  cukup lama, memakan waktu berjam-jam. Se’i ini biasanya diolah dari daging babi walau ada juga yang menggunakan daging sapi. Namun, di Lelebo daging yang digunakan adalah daging babi. Ada enam menu se’i yang disajikan di Lelebo ini, yaitu sei babi tinorangsak, se’i babi sambal lu’at, sei babi rica-rica, se’i babi sambal matah, se’i babi woku, dan se’i babi lada hitam. Ada juga menu nasi goreng babi tinorangsak dan nasi goreng kencur. Hmm, setelah saya lihat-lihat menunya, kayaknya menu yang halal di Lelebo ini hanya tumis kangkung bunga pepaya dan es teh. Hahaha.

lelebo - sambal luat

Waktu kemarin kami ke Lelebo, kami sempat mencicipi empat macam se’i, yaitu se’i babi sambal lu’at, se’i babi tinorangsak, se’i babi sambal matah, dan se’i babi woku. Nah, kalau kamu penasaran ingin mencicipi semunya, Lelebo menyediakan menu Platter. Se’i babi dari Lelebo ini rasanya mantap! Tekstur dagingnya empuk dan wangi asapnya nikmat! Rasa asin gurihnya juga pas. Dari semua menu se’i babi di Lelebo, favorit saya adalah se’i babi sambal lu’at. Hmm, saya doyan banget sambal lu’at! Sambal lu’at ini adalah sambal tradisional khas NTT yang terbuat dari cabe rawit, jeruk nipis, daun jeruk, dan daun kemangi. Sambal lu’at dari Lelebo ini rasanya pedasnya tidak terlalu menggila dengan citarasa daun jeruk yang juga tidak terlalu kencang.

lelebo - sei sambal matah
Se’i Babi Sambal Matah

Se’i babi lainnya juga enak. Lidah saya ketagihan juga dengan nikmatnya se’i babi tinorangsak dan se’i babi woku. Tinorangsak dan woku adalah bumbu khas Manado. Citarasanya pedas. Bumbu dan rempah yang digunakan untuk mengolah keduanya pun tak berbeda jauh. Hanya saja perbedaannya, tinorangsak diolah dengan menggunakan kunyit. Sementara untuk se’i babi sambal matahnya, jujur lidah saya kemarin sudah kepedesan duluan sehingga kurang ngeh dengan citarasa sambal matahnya.  Oh ya, se’i babi di Lelebo ini disajikan bersama sayur daun singkong yang sedap.

 

lelebo - nasgor kencur
Nasi Goreng Kencur dan Se’i Babi Tinorangsak

Dan, saya kaget banget saat mencicipi nasi goreng kencurnya. Rasanya enak banget! Kencurnya berasa banget, bikin saya kangen makan seblak! Buat saya, ini adalah nasi goreng kencur terenak yang pernah saya makan. Hehehe…

lelebo - nasgor tinoransak
Nasi Goreng Tinorangsak, se’i babi woku, dan kangkung bunga pepaya

Kalau sudah kebanyakan makan daging, kita wajib mengimbangi asupan kita dengan sayuran.  Awalnya, saya agak segan untuk menyantap tumis kangkung bunga pepaya. Saya ini nggak doyan pepaya, nggak suka pahitnya daun pepaya, dan saya jadi yakin bunga pepaya juga pahit. Tapi ternyata kangkungnya enak! Hanya memang ada pahit-pahitnya dari bunga pepaya. Oh ya, bunga pepayanya dipetik langsung dari pohon pepaya yang tumbuh di halaman rumah makan, lho! Saya agak serem juga waktu lihat mas-nya memanjat pohon pepaya untuk memetiki bunga pepaya.

lelebo 2
Lelebo

Overall, saya demen dengan Lelebo. Harga se’i babinya nggak mahal, yaitu di kisaran Rp 30.000 per porsi. Ditambah lagi kita bisa bersantap sambil menikmati pemandangan dengan hawa yang sejuk. Kalau ada satu-satunya hal yang kurang saya suka dari Lelebo, itu hanyalah tempat parkirnya yang belum memadai. Tapi, ownernya bilang pada kami bahwa tempat parkirnya akan segera dibenahi. Siapa tahu kalau next time kalian datang ke Lelebo tempat parkirnya sudah lebih nyaman.

By the way, kami sempat tanya apakah artinya ‘lelebo’. Lelebo itu ternyata maknanya dalem banget, lho! Dalam bahasa kupang, lelebo artinya, “hari ini harus lebih baik dari kemarin”. Yeeay!

lelebo 1

 

 

SE’I LELEBO (ig: @sei_lelebo)

Jl Raya Punclut No 234 (Phone: 088218893458)

Buka: Selasa – Minggu 11.00 – 21.00 (Senin tutup)

 

 

(marchaela)

Kindly follow my ig: @my.appetite for Bandung Culinary info 🙂

One Comment Add yours

  1. andreas says:

    wah kayaknya enak nih… hmm

    Like

Leave a comment